N'zarrrr
Jumat, 16 Juli 2010
tipu daya paulus tarsuss
Paulus sang Rasul (3 M - 62 M): Nama Ibraninya adalah Saul. Seorang penduduk Roma yang beragama Yahudi, lahir pada tahun 3 masehi di kota Tarsus di sebelah selatan Turki, dari kedua orang tua Yahudi keturunan Ibrahim. Ayahnya adalah orang Persia keturunan Benyamin anak Yakub (Israel) (Roma 11:1). Paulus sendiri tidak meyakini ketuhanan Al-Masih. Dia juga memandang para pengikut Al-Masih hanya sebagai ancaman agama dan politik terhadap negara. Oleh karena itu dia menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat pedih dan mengusir mereka baik di dalam ataupun di luar Yerusalem (Al-Quds).
Dalam perjalanannya dari Yerusalem menuju Damaskus untuk menangkap orang-orang Kristen yang kabur dari Yerusalem, dia berkata bahwa Al-Masih telah menampakkan diri kepadanya dan menuntunnya ke jalan iman kepadanya (Kisah Para Rasul 22:1-11), dan sejak saat itu Paulus memikul tugas menyebarkan ajaran Kristen, yang mana dia menulis empat betas surat (dengan asumsi bahwa dia adalah penulis surat kepada kaum Ibrani) yang seluruhnya dimasukkan ke dalam Alkitab dan dijadikan landasan di masa yang akan datang -melalui keputusan Dewan Gereja Umum- pembentukan agama Kristen seperti formatnya yang sekarang ini. Sampai-sampai julukan agama Kristen berubah menjadi Al-Masihiyyah Paulus (Kristen Paulus).
Paulus berpindah-pindah tempat pada saat penyebaran ajaran Kristen ke beberapa negara (Cyprus, Antiokhia, Yerusalem, Syria, dan Roma), hingga dia mati terbunuh di Roma pada 22 Februari 62 Masehi (Ensiklopedia Encarta). Pendapat lain mengatakan bahwa dia mati pada peristiwa terbakarnya Roma di masa pemerintahan Nero pada bulan Juli 64 Masehi (Kamus Alkitab. Kamus Alkitab juga menyebutkan pendapat Ensiklopedia di atas).
Pada saat itu, kota Tarsus, kota di mana Paulus dibesarkan, merupakan pusat perkembangan ilmu dan filsafat Stoicisme (ketenangan), yang memfokuskan ajaran-ajarannya pada akhlak, dan aliran Panteisme (Wihdatui wujud). Pengaruh aliran pemikiran tersebut tampak jelas dalam berbagai ungkapan Paulus tentang dasar-dasar ajaran Kristen, seperti yang dijelaskan dalam kamus Alkitab (Halaman: 196). Ini berarti bahwa Paulus memiliki latar belakang budaya filsafat Yunani, dan juga budaya Yahudi (Perjanjian Lama) karena dia orang Yahudi.
Kami akan memulai dengan menggambarkan Paulus tentang dirinya dalam suratnya kepada penduduk Roma, dia berkata:
[1] Dan Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul (apostle) dan dikuduskan (separated) untuk memberitakan Injil Allah. (Roma 1:1)
Dapat kita perhatikan ayat di atas, bahwa ungkapan Yang dipanggil menjadi rasul berarti bahwa kata rasul adalah ungkapan Paulus sendiri. Ini tidak sama artinya dengan kata Rasul untuk Nabi Musa. Bisa jadi maksudnya apostle dalam bahasa Inggris yang juga berarti murid (hawariy) bukan seorang nabi -seperti yang disebutkan dalam teks King James dalam bahasa Inggris- ini merupakan kata yang tepat di dalam menggambarkan hakekat Paulus yang menyatakan bahwa dia adalah seorang murid dan bukan seorang nabi.
At-Tafsir At-Tathbiqi li Al-Kitab Al-Muqaddas, halaman 2373 menjelaskan arti ayat di atas, "Ketika Paulus seorang Yahudi yang fanatik dan yang suka menindas orang-orang Kristen itu beriman maka Allah menggunakannya untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia."
Demikianlah! Sebenarnya Paulus tidak memiliki risalah khusus. Bahkan tugas utamanya hanya terbatas (menurut pemahamannya) dalam penyebaran kabar gembira dan Injil, seperti yang dikatakannya:
[19] Oleh kuasa tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dan oleh kuasa roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem ke llirikum, aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus. (Roma 15:19)
Arti tersebut dipertegas kembali dalam ayat berikut ini:
[16] Kuulangi lagi: Jangan hendaknya ada orang yang menganggap aku bodoh. Dan jika kamu menganggap demikian, terimalah aku sebagai orang bodoh supaya aku pun boleh bermegah sedikit. [17] Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah. (2 Korintus 11:16-17)
Seperti yang kita lihat, bahwa ini adalah ayat yang menegaskan bahwa Paulus bukanlah seorang rasul atau nabi, namun dia berusaha untuk masuk ke dalam golongan nabi, tanpa wahyu. Paulus pun mengakuinya secara terang-terangan (Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh) maksudnya adalah bahwa perkataannya bukanlah wahyu, tapi hanya sekadar kebodohan dirinya, dan dia berhak untuk bangga dengan kebodohannya, seperti yang tertulis dalam terjemahan modern dari ayat tersebut
[16] Aku mengatakannya sekali lagi: Jangan hendaknya ada orang yang menganggap aku bodoh. Dan jika kamu menganggap demikian, terimalah aku sebagai orang bodoh supaya aku bisa berbangga diri sedikit. (2 Korintus 11:16)
Paulus berusaha mengangkat dirinya sendiri, dengan mengaku bahwa dia tidak jauh berbeda dengan seorang rasul yang memiliki keistimewaan, meskipun dirinya sendiri tidak berarti apa-apa, dan meskipun dia membanggakan kebodohannya secara terang-terangan.
[11] Sungguh aku telah menjadi bodoh, tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu. (2 Korintus 12:11)
Terjemahan terbaru Alkitab memperjelas arti ayat tersebut,
[11] Sungguh aku telah menjadi bodoh, tetapi kamulah yang memaksa aku. Sebenarnya kamu harus memujiku. Karena aku tidak berbeda dalam segala hal dengan rasul-rasul yang luar biasa itu. (2 Korintus 12:11)
Seperti yang kita lihat bahwa Paulus mengakui kebodohannya secara terang-terangan, meskipun demikian dia berusaha untuk mendapatkan simpati dan pujian dari masyarakat (Sebenarnya kamu harus memujiku... ). Tidak hanya itu, bahkan terkadang dia berbicara seperti orang gila, ketika dia menjelaskan bahwa dia adalah pelayan utama Al-Masih dan terbaik, karena dia lebih banyak memikul beban.
[22] Apakah mereka orang lbrani? Aku juga orang Ibran. Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham. [23] Apakah mereka pelayan Kristus? -Aku berkata seperti orang gila- aku lebih lagi! Aku banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. (2 Korintus 11:22-23)
Tidaklah benar bahwa Paulus terpaksa mengatakan hal itu, karena orang-orang ragu dengan risalah yang dibawanya. Dalam kondisi apa pun, seorang rasul tidak dibenarkan berbicara seperti orang gila. Bagaimana mungkin orang-orang akan mempercayai perkataan orang gila?
Paulus berpendapat bahwa dirinya tidak jauh berbeda -sama sekali- dengan para rasul yang memiliki kelebihan, meskipun dia mengakui bahwa dirinya bodoh dan tidak berarti apa-apa! Dan Paulus terus meyakini hal itu, meskipun dia tidak pandai dalam berkata-kata.
[5] Tetapi menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu. [6] Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan; sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan dalam segala hal. (2 Korintusl 1:5-6)
Paulus berusaha mencari dukungan orang-orang, meskipun harus membayar mahal, rneskipun dia harus melepaskan keyakinan Kristennya, dia rnengatakan:
[19] Sungguhpun aku bebas dari semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. [20] Demikianlah bagi orang Yahudi aku seperti orang Yabudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. [21] Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup diluar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. (1 Korintus 9:19-21)
Ini merupakan ayat yang merefleksikan filsafat Paulus secara umum, dia membaca dengan cara apa saja, dan melalui agama apa saja, demi mendapatkan daya tarik masyarakat dan popularitas mereka (Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat), dia berusaha untuk mendapatkan keuntungan dengan semua resiko, meskipun dia harus tampil seperti penyembah berhala!
Secara jelas terlihat bahwa pemikiran tersebut bukanlah wahyu Tuhan, jika hal itu ditinjau dari segala aspek. Wahyu Tuhan yang benar (Perjanjian Terbaru) haruslah terbebas dari penerimaan dan penolakan manusia terhadap rasul. Yang wajib dilakukan oleh rasul, hanyalah membawa agama yang benar saja, tanpa melihat apakah agama yang dibawanya diterima oleh masyarakat atau tidak. Bukanlah sikap yang dapat dibenarkan, jika seorang rasul membaca sesuai dengan keinginan suatu kelompok, karena hal yang demikian itu dapat menghilangkan esensi agama dalam tabligh Ilahi. Inilah firman Allah yang khusus diberikan kepada setiap rasul,
"Jika kamu berpaling, maka sungguh telah kusampaikan kepadamu petunjuk yang aku diutus untuk menyampaikannya. Dan Tuhanku akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain dan kamu tidak dapat membuat mudarat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu." (Hud: 57)
Maksud ayat di atas adalah, jika mereka berpaling atau menantang para nabi dan rasul, maka hendaknya nabi/rasul itu mengatakan kepada mereka, "Aku telah menyampaikan apa yang telah ditugaskan kepadaku untuk kalian semua, jika kalian mengambilnya, maka itu adalah sebuah keberuntungan bagi kalian, dan jika kalian meninggalkannya, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menggantikan kalian dengan sebuah kaum yang lain, lalu mengadzab kalian, kalian juga tidak akan pernah membuat mudarat kepada-Nya, meskipun kalian meninggalkannya." Ayat-ayat Al-Qur'an yang berkenaan dengan hal tersebut silih berganti, untuk menjelaskan kepada kita, bahwa ketika manusia menantang sesuatu yang disampaikan oleh rasul, maka tidak ada kewajiban bagi rasul itu, kecuali menyampaikan saja. Firman Allah,
"Dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan dengan terang." (An-Nahl: 82)
Pemikiran matematis dan redaksi hokum pun terus menetang hal yang terkait dengan maksud di atas, Allah berfirman,
"Jika mereka berpaling, maka katakanlah: Aku telah menyampaikan kepada kamu sekalian terus terang. Dan aku tidak mengetahui apakah ancaman itu sudah dekat atau masih jauh? Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan) dengan terang-terangan dan Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan. Dan aku tiada mengetahui boleh jadi hal itu (penundaan adzab) cobaan bagi kamu atau menjadi kesenangan sampai kesuatu waktu. (Muhammad) berkata: Ya Tuhanku berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami adalah Tuhan yang Maha Pemurah lagi yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan. "(AI-Anbiyaa': 109-112)
"Jika mereka berpaling, maka katakanlah: Aku telah menyampaikan kepada kamu sekalian terus terang" Artinya: Jika mereka menantangmu, maka katakanlah kepada mereka -sekarang juga- kita akan berpisah setelah sama-sama mengetahui kebenaran, agar mereka memikul dosa-dosa mereka sendiri. Saya berharap para agamawan Kristen membandingkan redaksi ini dengan redaksi yang yang dikatakan oleh Paulus sang rasul yang bodoh, plin-plan, dan munafik, yang berbicara seperti orang gila, menurut pengakuan dirinya sendiri. Di dalam Al-Qur'an, kata "berpaling" disebutkan sebanyak 33 kali. Kata tersebut telah membuat diri kita tertunduk menangis kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena kita lalai dalam melaksanakan hak-Nya.
Oleh karena itu misi yang dibawa oleh rasul, hanyalah sebatas melaksanakan perintah Allah semata, dan hanyalah melaksanakan tugas tersebut dengan ketekunan dan kekhusyu'an, hingga pada tingkatan bergetarnya jiwa dan raga secara bersamaan, seperti firman Allah kepada rasul-Nya,
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik." (Al-Hijr: 94)
Inilah sebuah perintah yang dapat menggetarkan rasul dan para pengikutnya, sehingga hati dan lisan pun sulit mengungkapkan kalimat "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan", yang tidak mungkin bagi kita memahami arti kalimat tersebut, kecuali setelah menghubungkannya dengan firman Allah, yang menggambarkan refleksi turunnya wahyu kepada gunung-gunung, firman Allah,
"Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur 'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpainaan-perurnpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berftkir." (Al-Hasyr: 21)
Biarkanlah para agamawan Kristen merenungi kalimat "supaya mereka berfikir" maksud ayat tersebut!
Pertanyaan yang terlontar sekarang! Apakah Nabi Muhammad berusaha mencari kemuliaan diri dan menarik simpati orang lain, seperti yang Paulus lakukan? Inilah firman Allah di dalam Al-Qur'an,
"Katakanlah: Upah yang aku minta kepadamu, adalah untuk kamu. Upahku hanya dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Saba': 47)
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta'alalah yang langsung memberikan ganjaran pahala kepada para rasul. Adapun ganjaran orang yang beriman akan kembali ke dirinya sendiri. Dialah orang yang akan memanfaatkan ganjaran keimanannya dan keselamatan akhirat yang diharapkannya, yaitu dengan tercapainya tujuan dari penciptaan makhluk di dunia ini, yang tercermin dari: Iman yang didasari oleh akal. Maksudnya adalah Iman orang yang berakal dan melaksanakan aturan/syariat (pentingnya melaksanakan amal saleh). Pelaksanaan syariat bukanlah sesuatu yang dibuat oleh manusia, namun itu adalah perintah dan hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala yang wajib kita ikuti, bagi setiap hamba yang beriman kepada-Nya. Inilah perkataan Allah kepada Musa Alaihis Salam:
[16] Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. (Ulangan26:16)
Kita kembali membahas Paulus sang Rasul (atau Paulus seorang hawari [murid Isa]), dia berupaya menolak segala tuduhan kebohongan terhadap dirinya dalam berbagai surat.
[31] Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta. (2 Korintus 11:31)
[20] Di hadapan Allah kutegaskan: Apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. (Galatia 1:20)
[7] Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -yang kukatakan benar dan aku tidak berdusta- dan sebagai pengajar orang-orang yang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran. (Timotius 2:7)
Beginilah Paulus membela dirinya sepanjang surat yang telah dibuatnya, dia mengaku bahwa dia tidak berbohong sama sekali, dia pun mempertahankan kebodohannya, seperti yang kita lihat pada ayat-ayat sebelumnya, sebagaimana Paulus meminta kepada orang-orang tentang prediksi kebodohannya.
[1] Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil ini. Memang kamu sabar terhadap aku! (2 Korintus 11:1)
Jadi, risalah menurut Paulus hanyalah sekadar persaingan dan perlombaan dalam menafsirkan teks-teks Injil, dengan para pendusta lainnya, seperti dalam teks berikut ini:
[12] Tetapi apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan/dibanggakan. [13] Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. (2 Korintus 11:12-13)
Oleh karena itu, Paulus selalu menuduh orang lain berdusta, dan nabi palsu, dengan tujuan -masih menurut pandangannya- membanggakan dan mengaktualisasikan diri sendiri menurut pandangan kontemporer. Maka dari itu, risalah/misi menurut pandangan Paulus hanyalah sekadar perang pemikiran dengan orang lain, untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri (apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan/dibanggakan}.
Inilah sekilas pandang mengenai Paulus sang Murid (bukan sang rasul), sosok pembentuk akidah Kristen, seperti yang kita lihat sekarang ini. Lihadah bagaimana dia menggambarkan diri dan sifatnya. Nah, adakah seorang rasul yang berkata kepada kaumnya, "Sungguh aku telah menjadi bodoh tetapi kamu yang memaksa aku!" "Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku!" "Aku berkata seperti orang gila!" "Namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itui" "Meskipun aku tidak berarti sedikit pun!" "Aku tidak berdusta!"
Dia pun berupaya untuk mendapatkan kemuliaan dirinya sendiri, "Sebenamya aku harus kamu puji!" Dia juga senantiasa bertindak munafik di hadapan manusia agar menguasai mereka, sampai-sampai dia rela menampilkan dirinya seakan-akan dia seorang penyembah berhala, "Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat!" Dia ingin menaklukkan orang-orang sekalipun harus membayar mahal, sekalipun harus berpura-pura menjadi penyembah berhala, kafir dan hidup tanpa hukum/syariat! Mungkinkah orang seperti Paulus ini dapat dikategorikan sebagai seorang rasul? Firman Allah,
"...Tidak adakah di antara kamu yang berakal?" (Hud: 78)
Lalu, apakah konpensasinya? Di dalam Al-Qur'an Allah menjelaskan risalah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam,
"Dan dia tidak menuturkan (Al-Qur'an) menurut hawa nafsunya. la (Al-Qur'an) tiada lain kecuali wahyu yang di wahyukan. Yang mengajarinya (Jibril) yang sangat kuat." (An-Najm: 3-5)
Saya berharap sekali agamawan Kristen membaca lagi ayat-ayat di atas beberapa kali, agar mereka dapat memahami artinya. Sadarkah para agamawan Kristen itu, bahwa seorang rasul tidak menuturkan menurut hawa nafsunya? Bahwa yang dibicarakannya itu tiada lain kecuali wahyu yang di wahyukan, dan agama adalah ilmu yang mengajarinya (Jibril) yang sangat kuat, bukan dengan takhayul, mitos, kebodohan, kejahilan dan bukan upaya untuk mengaktualisasikan diri.
Jika kita berbicara mengenai surat Paulus, kita tidak menemukan kata "wahyu", kecuali hanya sekali (Roma 11: 4). Itu pun karena dia berbicara tentang Nabi Elia, bukan tentang dirinya sendiri. Apakah para pembohong ini memperhatikan hal tersebut? Ketahuilah, bahwa seorang rasul sudah seharusnya dibimbing oleh wahyu Tuhan yang benar dalam setiap ucapannya. Firman Allah,
"Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Maka apakah kamu tidak menukirkan(nya)?" (Al-An'am:50)
Saya sangat berharap para pembohong ini mau membaca ayat-ayat di atas berulang kali, sehingga mereka sadar akan kebenaran yang mereka yakini dan mengetahui apa sebenarnya esensi wahyu Tuhan yang benar itu. Oleh karena itu, permasalahan agama adalah permasalahan ilmiah yang dapat dicerna oleh akal dan logika, bukan permasalahn yang dipenuhi dengan kebodohan dan kejahilan. "Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"
Renungan
Seperti yang telah kita lihat -pada alenia-alenia di atas- bahwa Paulus, hanyalah salah seorang penyebar Injil, atau malah merupakan salah seorang penafsir Injil perdana. Dia pun mengakui hal itu secara terang-terangan, dan juga mengakui bahwa dia tidak berbicara atas nama wahyu yang turun dari langit, melainkan berbicara atas dasar kebudayaan yang dianutnya yang berkembang pada saat itu (tanpa melihat kebodohannya, yang diakuinya sendiri). Dan, yang kita ketahui -sekarang ini- bahwa Paulus telah menulis empat belas surat (jika kita menganggap dialah penulis surat kepada kaum Ibrani itu), yang telah dimasukkan seluruhnya ke dalam Alkitab, yang nantinya -melalui keputusan Dewan Tinggi Gereja- dinyatakan sebagai dasar ajaran Kristen dalam formatnya sekarang ini. Pauluslah yang menentukan ketuhanan Al-Masih[b], dia juga yang menyatakan Al-Masih anak Tuhan (Trinitas), dia juga yang mengatakan adanya kesalahan fatal, serta yang mengatakan tentang pengorbanan dan salib, dan pemyataan lainnya. Inilah bentuk ajaran Kristen yang tidak lagi bersandarkan pada Al-Masih, akan tetapi bersandarkan pada Paulus.
Pertanyaan yang terlontar sekarang!
Pertama: Bagaimana mungkin seorang agamawan Kristen membiarkan Tafsiran Paulus (surat-surat Paulus) itu menyusup ke dalam Alkitab (tanpa melihat kebenarannya) dan menganggap tafsiran tersebut (surat-surat Paulus itu) sebagai bagian pelengkap dan penyempuma agama Kristen?
Kedua: Bagaimana mungkin para agamawan Kristen membiarkan pandangan Paulus terhadap agama Kristen, sebagai satu-satunya pandangan yang benar bagi ajaran Kristen, serta memaksakannya kepada semua orang (pandangan yang memformat ajaran Kristen seperti sekarang ini). Bahkan pandangan Paulus tersebut melarang orang-orang memandang Al-Masih dengan pandangan yang sebenamya!
Ketiga: Apakah pandangan Paulus itu benar dalam memahami dan menafsirkan ajaran Kristen?
Kita perhatikan disini, seandainya para ulama Islam mengikuti konsep tersebut di atas, maka sudah bisa dipastikan tafsir-tafsir Al-Qur'an perdana (seperti: Tafsir AthThabari, Qurthubi, Ibnu Katsir dan lainnya) dinyatakan sebagai bagian dari Al-Qur'an itu sendiri. Ini berarti, mencampur-adukkan wahyu Ilahi dengan teks buatan manusia. Namun hal tersebut tidak pernah terjadi dalam ajaran Islam. Begitu juga dengan sunah nabawiyah (segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam baik berupa perkataan, perbuatan atau diamnya beliau), bukanlah termasuk dari ayat-ayat Al-Qur'an. Bahkan sunah nabawiyah tersebut telah digolongkan dalam suatu cabang ilmu terpisah yang dapat diteliti, diperdalam dan diuji keabsahannya. Sampai-sampai sunah nabawiyah itu dapat digolong-golongkan berdasarkan kepada mutawatir atau tingkatan lainnya oleh para ulama dan agamawan Islam.
Pada umumnya, kejadian seperti ini bukanlah sebuah keanehan dalam pemikiran Kristen. Karena Injil-injil itu sendiri ditulis tanpa adanya wahyu dari langit (karena kata "wahyu" tidak disebutkan sama sekali dalam keempat Injil yang menyatakan cara penulisan Injil-injil tersebut). Bahkan Injil-injil ini ditulis dalam bentuk cerita yang mencerminkan pandangan sang penults terhadap kejadian yang berlangsung pada saat kehidupan Yesus. Ini dapat terlihat dengan jelas dalam surat Lukas (Injil Lukas). Injil Lukas, tak ubahnya seperti sebuah surat yang ditulis oleh "Lukas" kepada seseorang yang bernama Teofilus (At-Tafsir At-Tathbiqi tidak menyebutkan hubungannya dengan Lukas) untuk menceritakan kepadanya kejadian yang dilihat pada saat itu, seperti yang ada dalam pembukaan Injilnya yang mengatakan,
[1] Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang persitiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita. [2] Seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. [3] Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, [4] supaya engkau dapat mengetabui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. [5] Pada Zaman Herodas, Raja Yudea, adalah seorang imam bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. (Lukas 1:1-5)
Bahwa Injil Lukas (Injil ketiga dari Alkitab) mirip dengan sebuah cerita (yang diriwayatkan oleh Lukas) atas kejadian yang terjadi pada saat itu tentang kehidupan Yesus. Inilah bentuk penulisan Injil yang sama dengan injil lainnya -yang diriwayatkan oleh Matius, Markus, dan Yohanes- yaitu penulisan kisah suatu kejadian yang berlangsung pada saat Yesus hidup, sesuai dengan riwayat sang penulis, tanpa melalui wahyu. Dan tidak disebutkan kata "wahyu" secara jelas di keempat Injil tersebut, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Telah sama-sama diketahui bahwa penulisan injil dimulai antara tahun 70 dan tahun 115, dan tidak seorang pun dari para penulis Injil itu mengenal Yesus Al-Masih atau mendengar pembicaraannya. Begitu pula, Injil pertama kali ditulis dengan bahasa Yunani, padahal Yesus berbicara dengan bahasa Aramaik.
Di sisi lain, saat kita melihat ke wahyu dalam pemikiran Al-Qur'an (Perjanjian Terbaru), maka kita akan mendapatkan bahwa wahyu teriihat sangat jelas. Tidak ada percampuran ayat dan misteri di dalamnya. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Rasul-Nya,
"Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Ahzab: 2)
Konsep wahyu bukanlah pemikiran yang baru dalam agama Islam, akan tetapi merupakan bentuk hubungan antara Allah dan para Rasul-Nya, sama seperti hubungan antara langit dan bumi. Oleh karena itu, Allah berfirman kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam agar mengatakan kepada umat manusia,
"Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang terang." (Al-Ahqaf:9)
Arti rasul dan risalah itu sendiri berbeda di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman,
"Dan Kami turunkan Al-Qur 'an dengan sebenar-benamya dan Al-Qur'an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan." (Al-Israa': 105)
Inilah bahasan singkat tentang wahyu.
Minggu, 17 Januari 2010
Tips Cara Mendapatkan Cinta Sejati Dan Jangan Sakiti Hati Orang Lain Dengan Cinta Palsu
buat lu mua-na yg ingin tau apa tie ntu cinta...????
Cinta adalah anugerah dari Tuhan yang maha esa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Cinta antara laki-laki dan perempuan telah ada sejak manusia pertama turun ke dunia hingga sekarang. Cinta merupakan bumbu penyedap hidup yang sementara ini yang dapat memberikan kebahagiaan yang sejati.
Cinta memang dapat membawa suka dan juka dapat membawa duka bagi orang-orang yang merasakannya. Berbagai problema cinta tercipta dari yang ringan hingga yang berat seperti naksir, cinta pada pandangan pertama, cinta bertepuk sebelah tangan, cinta segi tiga, cinta monyet, cinta harta, cinta palsu, cinta laura, dan cinta-cinta lainnya yang membuat dunia ini begitu menarik.
Menurut saya cinta itu adalah sesuatu yang sakral yang sebaiknya tidak bermain-main dengannya. Bermain cinta memang menyenangkan bagi sebagian orang. Akan tetapi dampak buruk atau efek yang dapat ditimbulkan bagi orang yang cintanya dimainkan akan sangat tidak menyenangkan.
Untuk itulah maka hargai cinta dan hormati cinta agar kita maupun orang lain di sekitar kita tidak terluka karena cinta. Berikut ini adalah tips cara dari organisasi.org bagaimana caranya agar kita bisa menikmati cinta tanpa harus melukai orang lain.
1. Jangan jadi playboy/playgirl dan hindari playboy/playgirl
2. Jika tidak suka atau biasa saja jangan pacari orang itu, pdkt dulu
3. Katakan cinta jika kita yakin dia adalah pasangan hidup kita
4. Cinta dan nafsu birahi adalah dua hal yang berbeda (no free sex)
5. Carilah orang yang baik, setia, jujur dan cinta kepada kita
6. Jangan pacaran/menikah sebelum dewasa (21 tahun ke atas)
7. Kejarlah cinta sampai ke negeri Cina, berjuanglah demi cinta
8. Berbagilah cinta dengan orang-orang di sekitar kita
9. Cinta tidak harus memiliki. Lupakan dan coba lagi bila gagal
10. Bina cinta yang ada hingga nafas terakhir selamanya
11. Jangan pernah sakiti orang yang kita cintai dengan alasan apapun
12. Cinta sejati tidak dapat dibeli dengan uang tapi pengorbanan
13. Tuhan telah memberikan anda jodoh, temukanlah cinta anda
14. Cinta harus direstui agama, hukum, keluarga & masyarakat
Jangan pernah menyakiti hati orang lain baik bagi laki-laki maupun perempuan karena mereka memiliki akal pikiran, perasaan dan insting sehingga mereka akan patah hati dan terluka jika kita mengecewakannya. Orang yang rapuh dapat mati bunuh diri karena cinta. Orang yang dendam dapat melakukan tindakan kriminal atau perbuatan tidak menyenangkan kepada anda karena cinta. Oleh karena itu berhati-hatilah dengan cinta.
Semoga hidup anda menjadi indah dengan cinta.
Selasa, 12 Januari 2010
Misi dan Fakta Kristenisasi di Indonesia dan Dunia
Allah SWT berkata dalam Surah Al Baqarah ayat 120: "Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sampai kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:" Sesungguhnya Allah panduan yang memandu (benar). "Dan jika Anda ingin mengikuti mereka setelah pegetahuan datang Anda, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagi Anda. "Sebagian besar benar firman Allah SWT.
Kristenisasi tidak asing lagi bagi kita, terutama orang-orang dari Quebec. Kristenisasi adalah suatu tindakan yang mempengaruhi seseorang untuk pergi ke agama Kristen dengan berbagai cara, atau langkah, bahasa pendek-Kristenkan orang lain. Kristenisasi di Indonesia dan di dunia internasional bahwa sebagian besar korban adalah orang-orang dari Quebec, dan target, karena mereka Kristen tidak akan senang dan bersedia bila kita hidup dengan orang-orang tentang Islam, aman dunia dan di akhirat, dan telah dibentuk sebagai sebuah paragraf di atas ..
Kristenisasi adalah tindakan melakukan hal itu dan para pelayan yang beriman, karena jika kita jatuh dengan tambang-tambang kristenisai berarti kita telah khuruj Apakah subversif atau millah (keluar dari Islam). Dan jika kita kafir semua amal agama kita dihapus tanpa kecuali
Kristenisasi di Indonesia saat ini adalah terbuka, seperti di Aceh mau tsunami. Kristenisasi yang terjadi di Aceh adalah tersembunyi menginginkan bantuan bencana alam setelah tsunami dan gempa bumi, kesempatan mereka untuk membantu umat manusia untuk ingin lakukan, itu adalah kesempatan yang sangat besar dan sasaran empuk untuk mengkristenkan korban bencana alam. Harian Inggris The Observer menulis, para misionaris asing kini lebih datang ke Aceh untuk memberikan bantuan sementara.
Misionaris yang terkenal agresif menyebarkan agama Kristen, menurut The Observer, bahkan tidak perlu untuk menjalankan misi rahasia. "Kami juga ingin memperkenalkan nilai-nilai Kristen pada mereka ... sehingga mereka bisa melihat sesuatu yang lain bahwa kita dekat dengan cinta Kristus," kata William Suhanda yang memimpin kelompok misionaris Light of Love for Aceh. Selain memberikan bantuan makanan di Banda Aceh, kelompok berharap untuk membawa sekitar 50 anak Aceh ke panti asuhan Kristen di Jakarta.
Informasi tentang misi Kristenisasi oleh kelompok misionaris asing, telah menjadi berita hangat di media barat. Selain The Observer, Harian Baltiomore Sun, juga menurunkan laporan tentang aliran kelompok misionaris Kristen dari evangelis untuk menembus tim pengirim bantuan ke Aceh. Setelah sebelumnya, The Washington Post juga melaporkan rencana kelompok serupa misionaris yang ingin mengkristenkan sekitar 300 anak-anak di Aceh.
Misionaris berbasis di Virginia, WorldHelp, mendapatkan dukungan dana dari kelompok Kristen evangelis di seluruh dunia. Tragedi tsunami di Aceh merupakan kesempatan yang jarang mereka dapatkan, ingin melakukan misi di daerah-daerah yang mereka anggap sulit dijangkau, sehingga menulis setiap hari.
"Dalam kondisi normal, Banda Aceh tertutup bagi warga negara asing dan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama Kristen," kata kepala misionaris di situs.
"Karena ada bencana alam, kolega di sana, kita mendapatkan hak yang sama dan leluasa masuk untuk menyebarkan ajaran Injil," tulis situs.
The Washington Post menulis, situs tiba-tiba berubah, dan panggilan untuk dana scotch dihapus setelah seorang wartawan ada yang ingin memperdalam informasi.
Situs Swaramuslim.net, mengatakan, salah satu dari beberapa langkah atau cara untuk mempercepat proyek inginkan, yaitu: Ada Al-Quran palsu, gaun mengaku haji, sampai upaya memurtadkan kiai terkenal. Ada juga para pemimpin Muslim "dukungan" inginkan. Menikah antar-agama hanyalah salah satu cara inginkan. Lain yang lebih. Menurut kristolog Abu Deedat Shihab, misionaris dan orang-orang perlu zending melalui berbagai cara karena perasaan ini gagal. Sekarang, ingin lebih prioritas untuk menjaga orang-orang dari agama Islam, kemudian memurtadkannya. Abu Deedat, merujuk pada Al-Quran Al-Baqarah: 109, "Sebagian besar dari Kitab Suci mereka ingin bisa kembali padamu untuk tidak percaya setelah kamu beriman ..." Juga, Al-Baqarah: 120, "orang-orang Yahudi dan Kristen tidak akan senang kepada Anda sampai Anda mengikuti agama mereka." ... ... ..
Datang Global mengancam Kristenisasi
30 edisi majalah Time pada bulan Juni 2003 dan mengurangi tema-tema unik mengundang perhatian terpisah. Dalam edisi gambar salib emas dapat, semakin rendah judul Sisa Haruskah orang Kristen mengkristenkan orang Muslim? Haruskah orang Kristen kepada umat Islam? Kira-kira terjemahan begitu bebas. Dalam edisi ditulis berbagai gaya dan kemajuan gerakan Kristenisasi di dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, dalam peta terlampir, negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, India dan Nigeria, termasuk negara-negara dengan jumlah misionaris dan penginjil tertinggi. Dimasukkan dalam peta, jumlah misionaris dan penginjil yang tersebar di Indonesia diperkirakan 4.001 sampai 10.000 aktivis.
Angka-angka adalah data resmi yang dapat dideteksi. Tetapi mereka dapat, jumlah yang sebenarnya jauh dari angka-angka yang disebutkan oleh Time. Dengan jumlah gerakan dan yang di sukai, itu dapat membatasi berapa jumlah besar perekrutan yang mereka lakukan.
Dan kita sebagai bangsa muslim harus terus menjalankan dakwah, berbagi nasihat, menasihati dan memberi kabar gembira kepada para korban jatuh dan kecelakaan seperti di Aceh dan sekitarnya, karena semua orang bisnis Kristen untuk membuat kita menjadi agama mereka akan kehilangan yang kuat penyebaran spam yang dilakukan secara terus menerus dan secara teratur, dan itu saja tidak cukup, kita harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa kita orang Kristen adalah orang-orang yang mincintai satu sama lain, dan memiliki toleransi yang tinggi, akan membantu satu sama lain, untuk Quebec rakyat atau setatus ekonomi rendah yang disebut miskin miskin, marilah kita membantu dengan apa yang kita miliki, betapa mulianya memberikan sesuatu kepada orang lain dengan apa yang ia suka, tetapi ia memberikan dengan niat lillahi ta'ala, Allah memberkati kita setiap langkah , dan siapa yang membantu agama Allah, ia juga membantu menulis surat wasiat, Amien robbal 'Alamin
Beberapa dalil yang terkait dengan Kristenisasi
Memang, orang-orang kafir, itu sama bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (Al-Baqarah Ayat 2:6) Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka azab yang sangat berat. (Al-Baqarah Ayat 2:7)
-Apabila dikatakan kepada mereka: "Percayalah Anda sebagai orang lain telah beriman," mereka berkata: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh beriman?" Ingat, mereka pasti orang-orang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (Al-Baqarah Ayat 2:13)
-Dan karena ucapan mereka: "Kami telah membunuh Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", meskipun mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh) orang yang diserupakan dengan 'Yesus untuk mereka. Mereka yang tidak setuju paham tentang (pembunuhan) Yesus, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh, kecuali kecurigaan belaka, mereka tidak (juga) percaya bahwa mereka membunuh Yesus. (An-Nisaa 'Ayat 4:157)
Namun, (sebenarnya), Yesus, Allah telah menetapkan-Nya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisaa Ayat 4:158)
Tidak seorang pun dari Kitab Suci, tetapi percaya kepadanya (Yesus) sebelum kematiannya. Dan pada hari kiamat Yesus yang akan menjadi saksi terhadap mereka. (An-Nisaa 'Ayat 4:159)
Kesesatan Gereja Setelah Rasul-Rasul Tiada
Kebenaran sejati tidak pernah melawan argumentasi dengan mencaci maki dan menyakiti. Kebenaran sejati berargumentasi dengan kasih.
John Sung
Setelah rasul-rasul tiada munculah kesesatan yang mulai mengerogoti kekristenan sejati. Kesalahan-kesalahan kecil dilakukan sehingga timbulah kesalahan yang besar yang mengakibatkan kesesatan yang dahsyat.
Ignatius (30-107 AD.) adalah orang pertama yang memasukan “Katolik” kedalam “jemaat.” Ia mengatakan: “Dimanapun Yesus Kristus ada, di situ ada gereja katolik.” Faham gereja bersifat universal mulai dikembangkan, sampai pada tahun 313 AD Constantine naik tahta dan mengawinkan antara negara dan agama. Setiap orang yang warga negara Roma otomatis menjadi agama Kristen, sehingga menimbulkan banyak orang menjadi Kristen karena terpaksa namun tidak mengerti dan bertobat.
Cyprian (200-258 AD.) mengatakan: “extra nulla salus ecclesian” (“di luar gereja tidak ada keselamatan”). Faham kekatolikan mulai dikembangkan menjadi suatu organisasi yang absolut., sehingga sampai pada kesimpulan barangsiapa tidak berada di dalam katolik maka tidak dapat keselamatan.
Gregorius Agung (590-604 AD.) merupakan paus pertama, bersama dengannya mulailah berkembang system kepausan absolut. Leo I (440-461 AD.) tercatat sebagai pemimpin katolik di Roma yang diresmikan negara dan memiliki kekuasaan.
Bersamaan dengan penyatuan antara negara dan gereja, praktek-praktek di dalam gereja sudah jauh dari kebenaran. Faham mengenai baptisan berkhasiat menghapuskan dosa, baptisan dapat menyembuhkan penyakit, mengusir setan dan bahkan membawa masuk surga sudah popular dalam gereja. Sehingga menyebabkan ibu-ibu beramai-ramai membawa bayinya untuk dibaptis dan karena bayi tidak bisa diselam maka timbulah cara percik. Tertulian (185 AD.) tercatat orang yang paling awal menentang baptisan bayi. Sedangkan Cyprian orang yang pertama mendukung baptisan bayi. Kemudian diteruskan Agustinus (353-430 AD.) yang membela baptisan bayi dengan sangat semangat. Agustinus mengatakan: “Juga, merupakan hal yang menyenangkan bagi para uskup untuk memerintahkan bahwa terkutuklah barangsiapa yang menolak bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya untuk dibaptis” (Wall, the history of infant baptism, I, 205).
Praktek lain mengenai baptisan juga dilakukan pada orang yang sakit (baptisan klinis) adalah hal yang lazim karena mereka menganggap baptisan dapat menyembuhkan. Kesalahan demi kesalahan bermunculan sampai pada praktek perjamuan kudus. Sesuai dengan namanya perjamuan yang menguduskan berarti orang yang mengikutinya akan dikuduskan oleh skramen ini. Sehingga gereja penuh dengan orang-orang yang datang hanya karena ingin dikuduskan oleh perjamuan ini, bukan karena ingin bertobat dan percaya pada Kristus.
Pemujaan terhadap Maria, konsep kesucian maria (Immaculate Conception), patung-patung berhala, kesempurnaan Paus yang tidak mungkin salah sebagai wakil Kristus, berkembang menjadi sebuah dogma dan kebenaran absolut.
Pada tahun 500- 1500 AD. Merupakan masa kejayaan gereja negara yang biasanya disebut kerajaan setan dalam mengontrol, menindas bahkan membunuh setiap orang yang bertentangan dengan iman mereka di atas.
Ketika agama bersatu dengan negara pasti terjadi penganiayaan agama minoritas. Ini juga yang dilakukan bapak-bapak reformator menggabungkan gereja mereka dengan negara. Martin Luther 1517 memprotes katolik dan keluar dari katolik dan pergi ke Jerman dan mendirikan gereja negara. John Calvin dan Zwingli mendirikan gereja negara di Swiss. Tercatat dalam sejarah para bapak reformator juga menganiaya, menindas orang-orang yang tidak setuju dengan mereka.
Baik Katolik maupun kaum Protestan sama-sama melakukan kesalahan yaitu menganiaya setiap orang yang tidak setuju dengan mereka. Begitu juga praktek dalam gereja menggenai baptisan, perjamuan kudus, tidak banyak perbedaan dengan Katolik. Lalu masih adakah jemaat Kristus bertahan sampai zaman ini ?
Ingatlah! Janji Tuhan Yesus pada orang percaya:
“KepadaKu telah diberikan segala kuasa di Surga dan di Bumi, karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilahAku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” Mat 28:18-20
Jika Kita Hidup, Kita Hidup Untuk Tuhan
Jika Kita Mati, Kita Mati Untuk Tuhan
apa islam ntu..???
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" — yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur'an kepada Muhammad sebagai Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam.[10] Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.[11]
Umat Islam juga meyakini al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman dalam suatu ayat.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil, dan suhuf atau lembaran Ibrahim) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya [12]. Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Umat Islam juga meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah agama tauhid, dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni imannya) maka menjadikannya seorang muslim.[13][14] Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab atau Ahlul Kitab.
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunni (85%) dan Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebagian besar Afrika dan Asia. Komunitas besar juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di negara-negara Arab,[15] 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, negara Muslim terbesar berdasar populasi.[16]
Sabtu, 07 Februari 2009
Mission Facts and Christianization in Indonesia and the World
Allah SWT said in Surah Al baqarah paragraph 120: "Jews and Christians will not be pleased to you until you follow their religion. Say: "Verily Allah guides that guide the (correct)." And if you want to follow their pegetahuan come after you, then God is no longer a protector and helper for you. " Most true word of Allah SWT.
Christianization is not foreign to us again, especially people of Quebec. Christianization is an act that affects a person to go to the Christian religion with a variety of ways, or steps, the language in short-Kristenkan to other people. Christianization in Indonesia and in the international world that most of the victims are people of Quebec, and the target, because they Christendom will not be happy and willing when we live with people about Islam, safe world and the Hereafter, and it has been established as a paragraph above ..
Christianization is the act of doing that on and the servants who believe, because if we fall with mine-mine kristenisai means we have subversive or khuruj Have millah (exit of Islam). And if we disbelieve all religious charities we removed without exception
Christianization in Indonesia at this time is overt, such as in Aceh want the tsunami. Christianization that occurred in Aceh is the hidden want of Natural disaster assistance after the tsunami and the earthquake, their chance to help humanity to want to do, it is a very big opportunity and a soft target for mengkristenkan victims of natural disaster. British daily The Observer writing, the foreign missionaries is now more coming to Aceh to provide assistance while.
The missionaries of the famous aggressive spread Christianity, according to The Observer, do not even have to run covert mission. "We also want to introduce Christian values on them ... so they can see something other that we close with a love of Christ," said William Suhanda a group of missionaries led the Light of Love for Aceh. In addition to providing food aid in Banda Aceh, the group hopes to bring around 50 children of Aceh to the Christian orphanage in Jakarta.
Information about the mission Christianization by the group of foreign missionaries, have become hot news in western media. In addition to The Observer, Baltiomore Daily Sun, also down reports about the group flow of Christian missionaries from the evangelical to penetrate teams sender assistance to Aceh. After the previous, The Washington Post also reports on similar groups plan missionaries who want to mengkristenkan about 300 children in Aceh.
Missionaries based in Virginia, WorldHelp, get the support of funds from evangelical Christian groups worldwide. Tsunami tragedy in Aceh is a chance that they rarely get, want to do the mission in the areas that they consider it difficult to reach, so write it daily.
"In normal conditions, Banda Aceh is closed to foreign citizens and all things related to the Christian religion," said the head of the missionaries in the site.
"Because there are natural disasters, colleagues there, we get the same rights and the unimpeded entry to spread the teachings of the gospel," write the site.
The Washington Post write, the site is suddenly changed, and calls for funds scotch removed after a reporter there who want to deepen the information.
Swaramuslim.net site from, say, one of several steps or ways to expedite the project want, namely: There is a fake Al-Quran, frock confess pilgrimage, to the efforts memurtadkan kiai famous. There is also the Muslim leaders "support" want. Marrying inter-religion is only one way want. Other, more. According to kristolog Abu Deedat Shihab, missionaries and people need to zending through various ways because of this feeling failed. Now, want more priority to keep people from the Islamic religion, then memurtadkannya. Abu Deedat, referring to the Al-Quran Al-Baqarah: 109, "Most of the Scripture they want to be able to return you to disbelieve after ye believe ..." Also, Al-Baqarah: 120, "Jews and Christians will not be happy to you until you follow their religion. "... ... ..
Coming Global threaten the Christianization
30 edition of Time magazine in June 2003 and reduce the unique themes invite the attention apart. In the edition of the image are the cross of gold be, the lower the title Time Should Christians convert Muslims? Should Christians to Muslims? Approximately translation so free. In the edition written various gait and movement Christianization progress in the world, including Indonesia. In fact, in the attached map, countries such as Indonesia, Malaysia, Brunei, India and Nigeria, including countries with the number of missionaries and penginjil highest. Be included in the map, the number of penginjil missionaries and the spread in Indonesia is estimated to be 4,001 to 10,000 activists.
The figures are official data that can be detected. But they can be, the amount actually far from the figures mentioned by Time. With the amount of movement and that in the like, it can limit how large number of recruitment that they do.
And we as a Muslim nation should continue to run the da'wah, sharing advice, advise and give glad tidings to the affected falls and accidents such as those in Aceh and surrounding areas, because of all Christian business people to make us into their religion will lose the strong the spread of spam that is done continuously and regularly, and it just is not enough, we must demonstrate to people that we Christians are a people who mincintai each other, and have a high tolerance, would help each other, for the people of Quebec or low economic setatus called poor poor, let us help with what we have, what a mulianya give something to other people with what he was like, but he gave with the intention lillahi ta'ala, Allah bless us every step, and anyone who helped the religion of Allah he also helped write the will, Amien robbal 'Alamin
Some postulate that related to the Christianization
Indeed, the unbelievers, it's the same for them, you give a warning or you do not give warnings, they will not believe. (Al-Baqarah Verse 2:6) God has been dead-lock and hearing their hearts, and their vision is closed. And for them a very heavy punishment. (Al-Baqarah Verse 2:7)
-When it is said to them: "Believe you as other people have believed," they said: "Will we berimankah as those fools believe?" Remember, they surely those stupid, but they do not know . (Al-Baqarah Verse 2:13)
-And because of their speech: "We have killed Still, Jesus the son of Mary, the Messenger of Allah", although they are not killed and do not (also) menyalibnya, but (they are killed) who diserupakan with 'Jesus for them. Those who disagree understand about the (murder) Jesus, truly in skepticism about the killed. They do not have confidence about who is killed, except the mere suspicion, they do not (also) believe that they killed Jesus is. (An-Nisaa 'Verse 4:157)
However, the (actual), Jesus, God has set Him. And God is Almighty, the Wise. (An-Nisaa Verse 4:158)
No-one from the Scripture, but believe him (Jesus) before his death. And on the Day of Resurrection of Jesus that will become witnesses against them. (An-Nisaa 'Verse 4:159)
Source: Al-Koran al-Karim, TempoInteraktif, The Washington Post, Time and from various other sources.